Rakhmat Nurhakim Arek malang Yang Jadi Wasit Balap Sepeda Nasional Termuda Indonesia

Foto: Rahmat Nurhakim for konikotamalang.org

Kota Malang memang dikenal dengan cabang olahraga balap sepeda nya. Sejak lama, Kota dingin ini sudah menyumbangkan banyak atlet dan pelatih di level nasional.
Namun, ternyata ada potensi lain dari balap sepeda yang juga cukup membanggakan dari Kota Malang.

Potensi tersebut ada dari dunia perwasitan balap sepeda. Adalah Rakhmat Nurhakim, pria kelahiran 5 Maret 1988 ini, sukses menjadi wasit dengan level elite nasional termuda yang dimiliki oleh Indonesia.

Karir Hakim sapaan akrabnya, sebagai wasit memang menarik. Karena di usia nya yang masih muda, bapak dua anak ini justru memilih karier sebagai wasit, bukan atlet atau juga pelatih.
Apalagi, ternyata Hakim juga sebenarnya tidak dibesarkan di dunia balap sepeda.

"Kalau saya aslinya justru suka dengan basket. Sepeda itu dahulu cuma hobi-hobian saja. Namun kerja di KONI Kota Malang, dan kenal teman-teman ISSI membuat saya tertarik dengan balap sepeda," ungkap bapak dua anak ini.

Foto: Rahmat Nurhakim for konikotamalang.org

Soal lebih tertariknya pria yang punya sejumlah pengalaman internasional sebagai wasit, Ia mengatakan memang punya passion besar di bidang pengambilan keputusan. Selain juga harapanya untuk memajukan dunia balap sepeda di Indonesia.

"Saya memang suka dengan hal rumit yang membutuhkan kejelian dalam ambil keputusan. Disamping itu, saya ingin bisa ikut memajukan balap sepeda di Indonesia, khususnya Malang. Karena memang yang mengambil fokus di wasit, khususnya track dan route terbilang sangat jarang," lanjutnya.

Hakim sendiri sudah memulai mengambil langkah sebagai wasit sejak 2013. Atau tepatnya saat ia masih berusia 24 tahun. Soal awal kariernya, pria lulusan Universitas Negeri Malang ini punya cerita yang mengharukan.

"Saya pertama kali ambil kursus wasit nasional di Jakarta itu, pas baru satu bulan anak pertama lahir. Langsung saya tinggal 10 hari. Ada gejolak batin yang kuat. Tapi demi Indonesia, memang harus ada yang dikorbankan, termasuk perasaan," kenangnya.

Kini, Hakim sedang merenda jejak untuk bisa menaikkan level perwasitannya menjadi elite commisaires, sebelum bisa meraih tingkatan tertinggi, yaitu UCI International. Yang hingga saat ini untuk nomor track dan route masih belum ada.

Hanya saja untuk bisa naik ke level tertinggi tersebut, pria yang kini jadi staff di KONI Kota Malang tersebut masih perlu perjalanan panjang dan biaya yang tentu tidak sedikit.

Selama ini diakui Hakim soal biaya, dia memang mendapat bantuan dari pemerintah, melalui ISSI. Namun sebagian lagi juga masih harus merogoh kocek pribadi.

"Target bisa UCI Internasional. Semoga dalam dua tahun ke depan bisa terwujud. Karena sampai sekarang memang belum ada. Namun saya masih perlu banyak jam terbang internasional untuk bisa ke sana,"
Foto: Rahmat Nurhakim for konikotamalang.org

Namun, Hakim merasa bersyukur bahwa saat ini ia bekerja di KONI Kota Malang. Dimana ia tidak menemui kesulitan dalam mendapatkam izin ketika mengikuti tur atau memimpin pertandingan.
"Kalau kerja di lain belum tahu dan pasti sulit izin nya. Alhamdullilah di KONI ini sangat mendukung karir saya sebagai wasit," imbuhnya.

Dalam Asian Games kali ini Hakim juga akan mengemban tugas sebagai wasit di nomor favorit nya track.

Ia punya harapan besar, agar para pemuda - pemudi di Malang tidak hanya melihat karir di balap sepeda sebagai pebalap. Melainkan sebagai wasit bisa jadi pilihan yang tidak kalah keren nya.


Share on Google Plus

About Hino k

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Post a Comment